Selasa, 12 April 2011

One Night Become One Love (me, you, and our class)

Summary      : aku gak tau apa itu cinta. Aku juga gak tau dari mana cinta itu ada. Yang aku tau Cuma rasa dingin. Rasa dingin itu bikin aku sadar akan sesuatu yang disebut cinta. Aku gak tau kenapa kamu bersikap kayak gini ke aku, yang aku tau cuma aku cinta kamu.

Gia Side
15.00
Zzzzzzz… zzzzzzzzz…
“hoaaaam..” hari ini ngantuuuuk banget, apalagi ada pelajaran sejarah. Maksudku, ya.. sejarah itu kayak punya istilah lain.. dongeng.. tepatnya dongeng penghantar tidur. Dan syukurlah, aku berhasil melewati 2 jam pelajaran sejarah. Kebayang gak sih ngantuknya?
“hey girl! Jangan ngantuk dong, hari ini masih ada pelajaran Fisika. Lo tau kan gimana killernya guru itu!” seru bisma. Oh god! Aku baru inget. Ini pelajaran yang paling aku benci setelah sejarah. Sebenernya gak sepenuhnya sih aku benci fisika. Waktu smp, itu pelajaran favorit. Eh waktu sma, ketemu guru yang killer banget.
“oh yeah bradeeeeer (re: brother). You right.” Aku berdiri dan menepuk-nepuk bahunya. Dasat british alay. Aku berlalu untuk ke kamar mandi. Mau ngapain? Mau cuci muka dong.
‘buug!’
“eh, sorry ya.” Ujarku.
“sorry?! Lo liat gak tu! Ipad gue jatoh!” seru Reza. Aku langsung terbelalak kaget. Dasar gia cerobooh!
“ma.. ma.. maaf ya za. Gue bener-bener gak sengaja.” Ujarku sambil memjunguti kepingan-kepingan besi yang tercerai berai dari satu ipad (ngerti gak?).
“huh! Dasar lo!” reza mengabaikan perkataanku dan langsung pergi.
16.00
“anak-anak, kumpulkan catatan kalian. Kita akan ulangan.” Seru Pak Arfan. Haah, gawaat ulangan belom belajar nih.
“gia! Kumpulkan catatan kamu sekarang!” seru pak arfan. Aku langsung tersentak dan langsung menutup catatan ku. Akupun berjalan kedepan untuk mengumpulkan catatanku.
“yang gak lulus, gak boleh pulang. Nginep disini.” Sial kenapa juga sih, guru ini harus mengeluarkan peraturan-peraturan jayus kayak gitu. Bahkan kepala sekolah gak pernah berani ngebantah guru ini.
16.30
udah tiga puluh menit. Aku bener-bener gak tau apa rumusnya. Aduuuh, gimana ini. Ah iya! Aku inget! Waktu itu aku pernah nyatet rumus di kertas. Kalo gak salah sih kertasnya belom aku buang. Aku mulai meraba-raba kertas-kertas yang ada di laciku. Ya! Kertas itu memang ada!.
Ini dia rumusnya. Aku mulai menyalin rumus yang ada. Yeah ternyata kalau ada rumus soal ini mudah juga. Aku melihat ke sekeliling. Reza! Dia nyantai banget, malah main hp pula. Ih gila tu orang.
“oke anak anak kumpulkan kertas jawaban kalian sekarang.” Seru pak arfan. Aku langsung mengumpulkan kertas jawaban ku. Semoga jawabanku benar.
17.00
“oke anak-anak, setelah bapak periksa, ternyata ada yang tidak lulus.” Deg! Jangan-jangan aku lagi yang gak lulus.
“Gia! Kamu bisa tinggal dikelas.” Seru pak arfan. Haaaa! Aku gak lulus.. aku langsung menutup kedua kupingku agar tidak mendengar ejekan teman-temanku.
18.00
Hari udah makin gelap. Kelas udah dikunci, lampu kelas udah mati, tapi ac kelas belom mati. Dingiiiiiin banget. Perlahan-lahan air mataku turun.
“gimana ini huhu.. aku sendirian disini huhu.. oh god huhu.. aku takut huhu..”
“kamu gak sendirian kok”
“tuhkaaan! Huhu.. gue sekarang malah berhalusinasi kalo disini ada orang huhu…” tangisku semakin meledak.
“eh kok malah tambah nangis.” Kulihat sebuah kepala muncul dari bawah meja. Aku langsung terbelalak kaget dan mundur.
“jangan takut, gue ini reza! Liat! gue ini reza!” serunya. Ternyata itu memang reza.
“ngapain kamu disini?” tanyaku.
“ngapain? gue kan gak lulus juga tadi?” ujarnya.
“gak lulus? lo yakin?” tanyaku lagi.
“iya! Serius deh. Liat ini” dia menyodorkan kertas ulangannya. Ada angka 50 besar dengan tinta merah di kertas itu.
“tapi tetep aja! Ngapain coba gue disini sama lo!” seruku.
Hening. Aku salah ngomong ya?
“oke kalo gitu! Bagian depan, bagian lo! Dan belakang wilayah gue!” serunya lalu meninggalkanku.
19.00
”reza.. lo ada jaket gak? Dingin banget nih..” gak ada jawaban.
“gue tau gue salah. Maaf ya.” Masih hening.
“za, masa lo tega sih ngebiarin gue kedinginan” gak ada respon dari reza.
“ZA! LO DENGER GUE GAK SIH!” seruku.
“hah? Lo ngomong apa tadi gi? Gue tadi lagi dengerin musik pake earphone. Sorry” ujarnya.
“nggak guecuma minta maaf ya.” Ujarku pelan.
“haha.. lo ini lucu ya?” dia mulai mendekatiku.
“gue gak marah kok sama lo” dia duduk bersender di dinding. Aku ikut duduk disampingnya.
“oh ya za..”
“apa gi?” tanyanya.
‘krrriuuuuk’ ups! Suara perut aku!.
“lo laper ya?” tanyanya.
“i-iya..” ujarku. Dia meraih tasnya dan mengeluarkan sebungkus roti.
“ini makan, gue punya dua.” Ujarnya. Akupun mengambil roti di tangannya.
“thanks ya za”
20.00
“lo ngapain sih kayaknya serius banget” tanyaku.
“gue lagi maen game.” Uajrnya.
“game apa?” tanyaku lagi.
“nanti dulu nih gue udah mau menang” ujarnya lagi.
20.30
“za, lo udah menang belom?” tanyaku untuk kesekian kalinya.
“eh, udah kok.” Ujarnya. “gi, lo punya minum gak? Gue haus banget nih..” ujarnya.
“ada kok” ujarku lalu menyodorkan sebotol air mineral.
“makasih ya gi..” dia langsung meminum minuman itu. “oh ya? Kenapa lo gak tidur aja?” tanyanya.
“ehm. Iya lo bener juga, gue udah ngantuk nih..” ujarku.
Reza ternyata gak sepenuhnya seperti yang aku piker. Dia baek banget ternyata. Jadi selama ini aku salah menilai dia dong? Tapi inikan masih permulaan, jangan-jangan nanti.. nanti dia bakalan ‘ngapa-ngapain’ aku lagi! No no no! jangan negative thingking mungkin reza memang baik.
21.30
“gi, lo udah tidur ya?” samara-samar aku mendengar suara orang.
“aduh kasian banget sih gia, posisi tidurnya pasti gak enak tuh” ujar suara itu lagi. Perlahan ada yang memegang kepalaku. Dia reza! Ia meletakkan kepalaku di pundak sebelah kanannya.
“lo belom tidur?” tanyaku dengan suara parau.
“eh gia, belom, gue insom.” Ujarnya gugup.
“makasih ya lo udah baek banget sama gue.” Ujarku.
Reza kenapa lo baeeek banget sama gue? Kenapa? Padahal sebelum ini lo kenal gue aja nggak.
“iya udah, lo tidur lagi aja..” ujarnya.
Oh, this will be my sweetest night
00.30
Bbbbrrrr… bbbbrrrrr… rasanya tubuhku menggigil saking dinginnya.
“re.. zaa… “ gumamku kecil.
“hemm.. kenapa gi?” tanyanya sambil mengusap-usap matanya.
“dingin banget nih..” ujarku.
“sini tangan kamu..” ujarnya. Aku langsung mengulurkan kedua tanganku.
“biar aku bikin tangan kamu hangat lagi ya..” dia menggosok gosokkan tangannya dengan tanganku.
“udah za, aku udah gak kedinginan lagi kok.” Ujarku.
“ya udah sekarang kamu tidur lagi ya.” Ujarnya. Akupun menyenderkan kepalaku di bahunya.
02.00
CUKUP! Aku gak bisa tidur! Satu setengah jam aku nyoba merem biar tidur, eh malah gak bisa tidur. Mikirin rezaaaa melulu. Dia udah over baek sih. Bikin aku berharap sesuatu yang gak mungkin. Mungkin posisi tidur kayak gini bisa bikin aku makin cenat-cenut sama dia. Akupun mengubah posisiku untuk nyender ke tembok.
“kamu kebangun ya gi?” Tanya reza.
“aku.. aku.. aku gak bisa tidur.” Ujarku.
“oh gak bisa tidur.” Ujarnya enteng banget!
“kamu juga kok gak tidur za?” tanyaku.
“harus berapa kali aku bilang aku ini insomnia giaaa” ujarku
“oh iya deng, aku baru inget” ujarku. Dia beranjak dari posisinya. Mau kemana ya dia? Dia ngambil gitar? Buat apa ya? Buat mukul maling? Tapi gak ada maling kok disini.
“jreeengg” dia mulai memainkan gitarnya.
“you know me so well..
Girl I need you..
Girl I love you..
Girl I heart you..” dia mengambil nafas panjang lalu mengeluarkannya.
“taukah kamu saat kita pertama jumpa..
Hatiku berkata padamu ada yang berbeda..
Taukah sejak kita sering jalan bersama..
Tiap jam menit detikku hanya ingin berdua..
Taukah kamu ku takkan pernah lupa..
Saat kau bilang punya rasa yang sama..
Kutak menyangka aku bahagia ingin kupeluk dunia..
Kau izinkan aku tuk dapat rasakan cintaa ” aku mulai terhanyut oleh suara lembutnya.
“you know me so well..
Girl I need you..
Girl I love you..
Girl I heart you..
Tak ada yang bisa
Memisahkan cinta
Waktupun takkan tega
Kau dan aku bersama selamanya” iya betul itu, bahkan aku ingin malam ini lebih lama. Malam ini cukup singkat untuk kita berdua. Aku ingin sama kamu selalu, selamanya..
“kok bengong gi?” Tanya reza
“euh.. nggak” ujarku sedikit gelagapan.
“suara aku terlalu bagus ya?” ujarnya cengengesan.
“ya lumayan sih..” ujarku. “sini gitarnya..” aku meraih gitar di tangannya.
Aku tersesat Menuju Hatimu
Beri aku Jalan yang indah
Ijinkan ku Lepas penatku
Tuk sejenak lelap di bahumu
Dapatkah selamanya kita bersama
Menyatukan perasaan Kau dan aku
Semoga Cinta Kita Kekal Abadi
Sesampainya Akhir Nanti
Selamanya” lagu ini sebagai permintaan ke dia untuk selalu sama aku.
“suara kamu bagus..”
“oh ya? Thanks” ujarku
“kamu kok baek banget sih sama aku?” tanyaku.
“menurut kamu kenapa?” tanyanya balik.
“entah..”
“aku gak tau kenapa kamu kayak gini ke aku.. yang aku tau, aku…”
“kamu?”
“aku sayang sama kamu” aku tertenduk lega setelah ngomong perasaan aku.
Hening. Sepi. Senyap.
“ya udahlah kamu lupain aja kata-kata aku itu” ujarku gugup. Kayaknya dia marah deh.
“kenapa harus dilupain?” tanyanya
“soalnya..”
“soalnya aku juga sayang sama kamu..” ujarnya.
“serius?”
“aku seius” katanya..
“karena itu aku akan selalu sama kamu.. untuk malam ini.. besok pagi.. selamanya..” ujarnya.
Malam ini hidupku berubah. Semenjak ada dia, hidup ini terasa indah. Hanya aku, dia dan kelas ini.

Seperti apa yang aku bilang, this will be the sweetest night ever. Oh my boy, I’ll be with you always and forever. Couse you are one and only for me. Remember this word for today, tomorrow, and everyday “I heart you”

From : Gia

6 komentar:

  1. hey why don't you all update??you dont have new story or u dont have any one to promote so dat is why u dont want to update/???? if u have stories n have more n more i can promote your page

    BalasHapus
  2. paling keren daripada yang lain! (0.<)v (ngasih piece)

    BalasHapus