Sabtu, 16 April 2011

You're My Spirit :D Part.1

Nafas sesak,dada terasa sakit itulah tanda apabila penyakitku tlah kambuh. Usiaku 18th,usia yg terlalu labil tuk seusiaku mengidap penyakit Kanker Hati Stadium Akhir. Sulit memang menerimanya,tp itulah kenyataan. Namun itu tidak memebuatku tuk menyerah pada penyakit ini,karna dukungan tuk sembuh selalu ada dari orang tuaku dan keluargaku.

aku selalu berusaha tuk tampil sehat seperti tak ada apa-apa dengan diriku karna aku tidak mau membuat rangga (pacarku) dan teman-temanku sedih dan merasa kasian padaku,karna aku benci dengan belas kasihan. Prinsipku "orang sakit tidak butuh belas kasihan,melainkan dukunga dan doa".

"kok ngelamun sih???"

terdengar suara yang sangat aku kenal dan mengakhiri lamunanku,yah dia Rangga.

"aku ga ngelamun kok"

aku terpaksa bohong,karna sebenarnya tadi aku memang memikirkan sesuatu.mengingat betapa menjengkelkannya Rangga di awal aku bertemu denganya,jawaban yang ketus dan selalu marah-marah.tapi semua tidak menakutkan malah sebaliknya aku geli (hihihi...).tapi siapa yang sangka dibalik tuh semua ternyata ada hati yang tulus dan penyayang.

"tapi kok diem gitu,akhir-akhir ini kamu sering melamun" jelas Rangga yang kliatannya mulai curiga dengan penyakitku.

"masa sih,cuma persaan kamu aja kali.." berusaha tuk mengilangkan kecurigan Rangga.

"maybe,wajar dong aku tanya karna ga biasanya kamu begini"

Rangga memang tidak tau apa-apa tentang penyakitku,selama 1th pacaran aku sengaja merahasiakannya dari rangga dan tman SM*SH yang lain. Sebenarnya wajar mereka curiga,karna yang mereka tau amelia itu pecicilan,bawel.periang.

"oh yah bebz,nanti malam SM*SH bakal tampil,kamu ikut yah?,soalnya kalau ada kamu aku pasti tambah semangat" rayu Rangga dengan gombalnya.

Siapa yang tidak kenal dengan boyband SM*SH yang saat ini tengah naik daun,dan banyak diperbincangkan banyak orang terutama kaum hawa dengan personil yang tampan-tampan dan keren-keren. Tapi dibalik popularitasnya tidak semudah itu dilewati dan dinikmati. Yah,namanya juga populer,baru lagi pasti ada saja yang tidak suka dengan kemunculan SM*SH,takut tersaingi atau apalah itu...,tapi LISTEN,tuh semua ga berpengaruh karna omongan-omongan yang tidak enak itulah yang membuat SM*SH termotivasi untuk terus maju,SM*SH tetap berdiri tegak dengan senyum dan harapan,karna mereka yakin kesuksesan telah menunggu didepan.

Sejenak aku terdiam dan mengingat kembali kalau nanti malam aku harus check up,tapi melihat mata Rangga aku tidak bisa bohong dan Rangga sangat berharap aku tuk ikut.

"kok diam sih??.tenang aja ami ikut kok" paksa Rangga

aku tersentak kaget dam buru-buru menjawab

"iya..iya...aku ikut,tapi bener yah Ami juga ikut??"

"iya,pasti Ami ikut kan ada Ilham"

yah Ami memang suka dengan Ilham,tpi maklum masih pada malu-malu,padahal tanpa mereka sadari kalau ke2 nya punya perasaan yang sama.

"teng..teng.." bel SMA Bintang berbunyi.



Dikelas

"Ami kamu ntar malam ikut yah?"tanyaku ke Ami

"sama anak-anak SM*SH?,ikut dong kan yang ngajak Ilham,hehe..." senyum dan tawa yang dibuat-buat menggambarkan kalau Ami seneng banged.

"kamu ikut kan?" lanjut Ami

"yah tapi ntar siang temenin aku tuk check up yah?"

"dah mulai check up lagi?" tanya Ami heran dan kasihan.

"iyah,harusnya sih ntar malam tapi aku majuin jadi siang ini"

"okeh aku temenin,kamu ga....." belum selesai Ami ngomong lanjut Amel

"aku ga apa-apa kok,tenang aja..."berusaha tuk menenangkan hati Ami dan aku tuk tidak terlalu khawatir. Ami ngerti banged kalau amel gak mau dikasihanin.


check up selesai,dirumah amel terlihat mama amel sedang menyiapkan makan siang.

"hai tante..."sapa Ami tuk mama amel sambil cium tangan yang berarti sopan.

"lho kok baru pulang?" tanya mama amel

"habis check up ma,aku terpaksa majuin jadwalnya karna SM*SH nanti malam dan Rangga berharap aku tuk datang" jawabku jelas.

"ma aku ganti baju dulu,Ami aku tinggal bentar yah"

"okeh..." jawab Ami singkat

Sambil menyiapkan makan mama amel cerita tentang penyakit amel kepada Ami,karna menurutnya Ami berhak tau.

"2 hari yang lalu penykit Amel kambuh dan dokter memvonis Amel punya kesempatan hidup sekitar 2 atau 3 bulan lagi" cerita mama amel sambil menangis. Ami tersentak kaget ,ga nyangka kalau bakal secepat ini. memang ga ada kesempatan Amel tuk sembuh,kalau pun ada itu mukjizat.



Malamnya sambil menunggu Rangga jemput,Amel bersiap-siap dan tak lupa obat penenang dan obat pengurang rasa sakit masuk dalam tas n sesekali melihat kalender

"2blan 28hri lagi" grutunya dalam hati.

"tin..tin..."suara klakson mobil Rangga.secepat kilat aku keluar, kebiasaanku klo sedang buru-buru atau tidak pasti lari.

"hei..." sapa Rangga dengan lembut

"hei juga..yang laen kemana?"

"mereka dah duluan,Ami juga"

selama diperjalanan aku tidak pernh memalingkan pandanganku dari wajah Rangga,hatiku nenggerutu "apa aku siap meninggalkan dia?,apa aku siap melihat dia sedih atas kepergianku nanti?,apa aku siap melihat air matanya yang jatuh karna aku?,dan apa aku siap menghancurkan rencana yang sudah dia buat tuk setelah lulus nanti untuk menajakku tunangan? ya Tuhan aku belum siap tuk melihat tuh semua.dan tanpa ku sadari aku menangis,Rangga menatapku heran.

"kamu nangis?" tanya Ramgga heran

"ah ga kok,aku kelilipan aja"kataku kaget n mencari alasan

"kaca nya ga dibuka bebz,jadi ga mungkin kelilipan!"

ya ampun aku baru sadar,napa aku bego bgd sih cari alasan.dan mencoba cari alasan yang lain.

"emmm...ini kelilipan bulu mata" sambil mengucek matanya

"kamu tuh ada-ada aja sih..." sambil tersenyum tipis.
aku beruntung punya pacar seperti Rangga baik,penyayang,setia,prhatian dan sabar.

"okeh,dan inilah saat yang ditunggu tunggu,langsung aja kita panggilin SM*SH" tuh lah kata kata yang dikeluarkan seorang MC yang berdiri didepan.

Ami dan Amel berdiri di barisan paling depan,penonton heboh dan mereka berdua tidak kalah heboh. Ditengah acara tiba-tiba amel merasa sesak,memegang dadanya sambil menahan rasa sakit. Ami segara menolongnya,beruntung Rangga tidak melihat,tapi Morgan melihat saat Amel kesakitan.


bersambung....


From : FB : Rosa Imalia Ajja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar